Minggu, 12 April 2015

KOHIBO Tebar Virus Hidroponik di Bojonegoro


KOHIBO-Bojonegoro |  Keberadaan KOHIBO (Komunitas Hidroponik Bojonegoro) terbilang masih sangat belia, belum genap sebulan, bak bayi baru lahir. Meski begitu, geliatnya cukup menghentak. Kopdar (kopi darat) sebagai ajang pertemuan para hidroponiker, sebutan bagi orang yang menggeluti hidroponik, yang tergabung dalam Komunitas Hidroponik Bojonegoro (KOHIBO) berlangsung di Warung Pinggir Sawah Desa Mojoranu, Kec. Dander, Bojonegoro (12/4/2015) dan diikuti sedikitnya 60 orang dari latar belakang cukup beragam (pelajar, mahasiswa, guru, karyawan kantor, ibu rumah tangga, pedagang, dokter dll) serta berasal dari berbagai pelosok di wilayah Bojonegoro.



Satu-satunya komunitas penggemar hidroponik di Bojonegoro yg bermula dari dunia maya, yakni grup Facebook Komunitas Hidroponik Bojonegoro (KOHIBO), kini tengah menggeliat mengembangkan budaya bertanam dengan media air (tanpa tanah) di Bojonegoro, menjawab alternatif kebutuhan masyarakat untuk bisa menghasilkan sendiri (swadaya) dalam hal kebutuhan tanaman sayur daun dan buah yg sehat/hieginis, juga sebagai mereka yang ingin belajar berhidroponik.
Dalam acara kopdar tersebut ada penyampaian materi seputar bertanam dengan sistem hidroponik oleh trainer sekaligus hidroponiker asli putra Bojonegoro yang kini bermukim di Surabaya, yakni Mimta Rokhim.
Agenda yang kedepannya dijadwalkan sebulan sekali tersebut berjalan cukup seru. Hampir sebagian besar anggota yang hadir masih minim pengetahuan tentang hidroponik. Sehingga saat sesi praktek, Mimta Rokhim yang dibantu hidroponiker lainnya yang sudah memiliki pengalaman, yakni Indhah Sulistyorini dan Rini Marina, sedikit kewalahan saat menanggapi serbuan pertanyaan anggota yang rata-rata semangat dan keingintahuan mereka sangat tinggi terhadap hidroponik.

"Saya benar-benar nol pengetahuan tentang menanam sayuran dan lainnya karena memang tak punya lahan perkebunan, tapi dengan mengenal teknik hidroponik ini saya jadi tertarik karena bisa memanfaatkan ruang-ruang sempit di rumah saya, tidak kotor, praktis, tanaman menyehatkan karena tak berpestisida, dan murah, sebab untuk sarananya bisa memanfaatkan limbah plastik seperti botol dan gelas bekas minuman sebagai tempat menanam", tutur Nur Rofik, hidroponiker asal Kalitidu.

Hidroponik juga cukup menyita perhatian kalangan muda. Hal ini terbukti dari tidak sedikit jumlah anak muda yang tergabung di KOHIBO. Seperti yang diungkapkan Norma Rahmawati - Mahasiswa- yang berdomisili di Ledok Kulon, Bojonegoro, bahwa hidroponik pas buat segmen kalangan muda karena 3M (Mudah, Murah, Menyenangkan), menanam sayuran dan buah tanpa harus berkotor2 dg tanah dan susah payah menyangkul, terus bisa dilakukan dg fun/gembira serta menantang kreatifitas.


Disela-sela berlangsungnya acara, Hasan Anshori, ketua KOHIBO, mengungkapkan, "Kohibo merupakan media aktualisasi teman-teman yg gemar hidroponik dan kini memiliki beberapa bidang kegiatan, diantaranya bidang SDM yang terus mengupgrade wawasan dan teknik hidroponik anggota lewat pertemuan sebulan sekali dan melayani permintaan pelatihan hidroponik dari masyarakat, sekolah-sekolah, kampus dll sebagai upaya menularkan virus hidroponik dan menghijaukan lingkungan Bojonegoro, lalu bidang ekonomi juga akan memfasilitasi ketersediaan peralatan aneka kebutuhan hidroponik secara murah dan mudah".
Pria berkacamata itu juga menambahkan, di Kohibo juga ada bidang riset yang berusaha mencari terobosan solusi dari beragam kendala yang dihadapi hidroponiker serta bisa menghadirkan hal-hal terbaru yang bisa diaplikasikan teman-teman dalam berhidroponik.
[AHA]


1 komentar: